Jejaring Sosial dan Perkembangannya
Seiring dengan perkembangan teknologi internet dan makin beragamnya penggunaan internet, banyak situs jejaring sosial yang mengenalkan dirinya, dimulai sekitar tahun 2000-an jejaring sosial Friendster pun masuk dan merajai dunia maya, berbondong-bondong orang membuka account di situs tersebut dan siapapun dapat kenal dan bertemu dengan teman lama atau baru di sini. Fenomenal Friendster tidak berlangsung lama dan digantikan ‘kemasyuran’ Facebook yang menawarkan fasilitas lebih, yang tidak hanya berbagi informasi tapi juga foto, video bahkan game online serta chatting. Tidak heran situs ini menjadi salah satu situs foto/ jejaring sosial yang menduduki peringkat nomor satu di dunia sebagai situs yang paling banyak dikunjungi.
Pada 2006, Twitter hadir mengenalkan dirinya. Situs microblog yang memberikan fasilitas mengirimkan teks kepada sesama member-nya ini, mulai menarik perhatian khalayak banyak dan mengharuskan Facebook terpaksa membagi ‘lahannya’. Situs yang bisa ‘berkicau’ ini, menjadi salah satu menjadi paling digemari saat ini karena dinilai efektif dan cepat dalam menyebar dan menyampaikan informasi, hal ini terbukti dengan menjadinya Indonesia sebagai Negara keenam di dunia sebagai pengguna Twitter terbanyak.
Perkembangan teknologi internet dan perubahan budaya yang menjadikan social media menjadi suatu kebutuhan masyarakat, terutama masyarakat urban, menjadikan vendor-vendor melirik kesempatan ini untuk memfasilitasi kebutuhan tersebut. Untuk itu sejak 2007 banyak ponsel yang menawarkan kemudahan mengakses jejaring sosial, sehingga hal tersebut meningkatkan penggunaan internet yang sangat signifikan.
Tidak bisa dipungkiri situs jejaring sosial memang sangat bermanfaat salah satu contohnya sebagai penyebaran informasi yang cepat dan berguna untuk sosialisasi dalam berbagai hal seperti pendidikan, kesehatan, politik, penanggulangan bencana, ekonomi, dan informasi yang lain. Koin peduli Prita, penanggulangan bencana Yogya merupakan contoh positif penggunaan situs tersebut.
Tapi, apakah hanya itu kegunaan situs jejaring sosial? Dan bagaimana dunia periklanan, public relation, penulis dan Polda Metrojaya menanggapi fenomenal situs jejaring sosial!
Pemilihan social media sebagai medium promosi memang adalah pilihan yang tepat, karena tidak hanya hemat tapi juga dinilai lebih efektif, mengapa? Coba bandingkan bentuk promosi yang dilakukan sebuah Negara di benua tetangga beberapa waktu lalu, untuk memangkas budget, hewan peliharaan akhirnya digunakan sebagai medium promosi, dengan cara menempelkan logo/ iklan perusahaan di hewan tersebut ketika pemiliknya mengajaknya jalan-jalan sore. Hemat? Tentu, karena pengiklan cukup mengeluarkan biaya untuk perawatan hewan tersebut, tapi apakah efektif?! Tidak terlalu, apalagi konsep ini tidak bisa diterapkan di semua Negara, Indonesia misalnya, yang masyarakatnya belum menjadikan jalan-jalan sore bersama binatang piaraan sebagai budaya.
Salah satu yang perlu diingat dalam melakukan kegiatan promosi supaya efektif adalah harus dilakukan dengan sesuatu yang menjadi perhatian dan dekat dengan masyarakat, misalnya dengan sesuatu yang lebih trendy, Facebook atau Twitter adalah media yang masuk dalam semua kategori tersebut. Terlebih lagi, kedua situs tersebut sudah menjadi hal yang berstatus ‘penting’ bagi masyarakat, khususnya di kota besar.
Nilai lebih lain yang dimiliki kedua situs ini adalah tidak perlu mengeluarkan biaya untuk memilikinya dan siapa saja dapat memasukkan content promosi audio visual kemudian bisa langsung membaginya dengan target market yang diincar secara gratis. Dengan pengguna Facebook yang berjumlah lebih dari 21 juta dan pengguna Twitter aktif kurang lebih 5,6 juta, berpromosi melalui social media site di Indonesia cukup menjanjikan. Dengan begitu dua tujuan tadi pun terpenuhi, yaitu promosi yang hemat dan efektif.
Tapi bukan sekedar membeberkan info produk di Facebook atau meng-update Twitter secara berkala dengan content promosi. Lebih dari itu, social media site adalah lapangan luas yang memperbolehkan perusahaan untuk meng-eksplore angle baru berpromosi dan berlari sekencang-kencangnya, dengan start: kreativitas.
SUMBER:www.marketplus.co.id/2010/
Pada 2006, Twitter hadir mengenalkan dirinya. Situs microblog yang memberikan fasilitas mengirimkan teks kepada sesama member-nya ini, mulai menarik perhatian khalayak banyak dan mengharuskan Facebook terpaksa membagi ‘lahannya’. Situs yang bisa ‘berkicau’ ini, menjadi salah satu menjadi paling digemari saat ini karena dinilai efektif dan cepat dalam menyebar dan menyampaikan informasi, hal ini terbukti dengan menjadinya Indonesia sebagai Negara keenam di dunia sebagai pengguna Twitter terbanyak.
Perkembangan teknologi internet dan perubahan budaya yang menjadikan social media menjadi suatu kebutuhan masyarakat, terutama masyarakat urban, menjadikan vendor-vendor melirik kesempatan ini untuk memfasilitasi kebutuhan tersebut. Untuk itu sejak 2007 banyak ponsel yang menawarkan kemudahan mengakses jejaring sosial, sehingga hal tersebut meningkatkan penggunaan internet yang sangat signifikan.
Tidak bisa dipungkiri situs jejaring sosial memang sangat bermanfaat salah satu contohnya sebagai penyebaran informasi yang cepat dan berguna untuk sosialisasi dalam berbagai hal seperti pendidikan, kesehatan, politik, penanggulangan bencana, ekonomi, dan informasi yang lain. Koin peduli Prita, penanggulangan bencana Yogya merupakan contoh positif penggunaan situs tersebut.
Tapi, apakah hanya itu kegunaan situs jejaring sosial? Dan bagaimana dunia periklanan, public relation, penulis dan Polda Metrojaya menanggapi fenomenal situs jejaring sosial!
Media Promosi yang Murah dan Efektif
Dalam perkembangannya situs jejaring social tidak hanya digunakan untuk update status, upload foto dan video antara teman, tapi dengan adanya krisis ekonomi global yang terjadi saat ini, maka banyak perusahaan di dunia yang memanfaatkan medium ini, untuk mempromosikan produk atau jasa mereka.Pemilihan social media sebagai medium promosi memang adalah pilihan yang tepat, karena tidak hanya hemat tapi juga dinilai lebih efektif, mengapa? Coba bandingkan bentuk promosi yang dilakukan sebuah Negara di benua tetangga beberapa waktu lalu, untuk memangkas budget, hewan peliharaan akhirnya digunakan sebagai medium promosi, dengan cara menempelkan logo/ iklan perusahaan di hewan tersebut ketika pemiliknya mengajaknya jalan-jalan sore. Hemat? Tentu, karena pengiklan cukup mengeluarkan biaya untuk perawatan hewan tersebut, tapi apakah efektif?! Tidak terlalu, apalagi konsep ini tidak bisa diterapkan di semua Negara, Indonesia misalnya, yang masyarakatnya belum menjadikan jalan-jalan sore bersama binatang piaraan sebagai budaya.
Salah satu yang perlu diingat dalam melakukan kegiatan promosi supaya efektif adalah harus dilakukan dengan sesuatu yang menjadi perhatian dan dekat dengan masyarakat, misalnya dengan sesuatu yang lebih trendy, Facebook atau Twitter adalah media yang masuk dalam semua kategori tersebut. Terlebih lagi, kedua situs tersebut sudah menjadi hal yang berstatus ‘penting’ bagi masyarakat, khususnya di kota besar.
Nilai lebih lain yang dimiliki kedua situs ini adalah tidak perlu mengeluarkan biaya untuk memilikinya dan siapa saja dapat memasukkan content promosi audio visual kemudian bisa langsung membaginya dengan target market yang diincar secara gratis. Dengan pengguna Facebook yang berjumlah lebih dari 21 juta dan pengguna Twitter aktif kurang lebih 5,6 juta, berpromosi melalui social media site di Indonesia cukup menjanjikan. Dengan begitu dua tujuan tadi pun terpenuhi, yaitu promosi yang hemat dan efektif.
Tapi bukan sekedar membeberkan info produk di Facebook atau meng-update Twitter secara berkala dengan content promosi. Lebih dari itu, social media site adalah lapangan luas yang memperbolehkan perusahaan untuk meng-eksplore angle baru berpromosi dan berlari sekencang-kencangnya, dengan start: kreativitas.
SUMBER:www.marketplus.co.id/2010/
0 komentar:
Posting Komentar